PEDOMANRAKYAT – Makassar.
Bagi saya , koran Pedoman Rakyat sangat dekat secara emosional, dimulai sejak sebelum G.30S PKI, mungkin karena faktor lingkungan menjadi penjual koran Pedoman Rakyat yang saya jajakan di bagian Utara Kota Makassar.
Demikian ditegaskan Guru Besar Ilmu Hukum UMI Makassar, Prof Dr. H.Ma’ruf Hafidz, SH, MH kepada media Pedomanrakyat. co.id, Rabu 9 Pebruari 2022.
Selain itu kebetulan bertetangga dengan Pak Tahir Sila, almarhum, salah seorang redaksi senior harian PR.
Ditahun tahun 1968, menjadi loper harian Pedoman Rakyat, saya ingat sekali setiap subuh saya ke Percetakan PR di Jln Elang (kini Mappanyukki ) untuk mengambil koran guna saya jual ke penjual eceran di Karebosi.
Secara ekonomis ketika itu , kalau mengambil 200 eksemplar di percetakan dan jual di pengecer untung nya Rp 1/lembar.
Dan kalau dibandingkan harga satu mangkok coto ketika itu di sekitar bioskop Ampera dekat Pasar Sentral Makassar, harganya Rp.5/mangkok.
Jadi Alhamdulillah saya dapat untung 20 mangkok perhari. Makanya selama kelas satu sampai kelas tiga SMP, bayar sendiri uang sekolah he he ….
Itulah harian Pedoman Rakyat ketika itu bersama koran Marhaen – Mingguan progresif – edisi Minggu dan yang lainnya.
Sewaktu jadi mahasiswa di Fakultas Hukum Unhas, aktif menulis tentang Makassar Utama Klub Makassar dalam Liga Utama (Galatama ) ketika itu beberapa wartawan senior PR seperti Bung Dahlan Abubakar – Bachtiar Amran dan lainnya.