PEDOMANRAKYAT – Denpasar.
Tingginya lonjakan penambahan kasus Covid-19 di Bali khususnya di wilayah Metro Denpasar, membuat kebijakan yang beda dimasing-masing kabupaten.
Bahkan di daerah lumbung padi Tabanan, desa adat kompak mengimbau truna truni untuk tidak membuat ogoh-ogoh atau melakukan kegiatan pengrupukan dengan mengarak ogoh-ogoh.
Termasuk juga dengan kebijakan pemerintah kota Denpasar. Terakhir untuk Bali telah terkadi peningkatan kasus Covid-19 di atas 2000 kasus. Terbesar di wilayah Denpasar, yang tercatat jumlah terpapar Covid-19 melebihi dari angka 1.000 orang.
Pesta Ogoh-ogoh yang sudah dua tahun tak terlaksana karena pandemi sempat menjadi sebuah kerinduan para truna truni banjar. Namun kegembiraan itu hanya sesaat. Bahkan ada banjar yang muda mudinya hingga harus melakukan penggalian dana dengan membuat kupon bazar.
Namun tidaklah bagi para pembuat dan pedagang ogoh-ogoh mini. Seperti yang terjadi di wilayah jalan Sempidi hingga Kapal dan Mengwi. Sederatan dagang terlihat menjajakan dagangan ogoh-ogoh mini.
“Sudah dua tahun terakhir ini, sepi pembeli untuk ogoh-ogoh mini. Begitu sempat ogoh-ogoh diadakan, sekarang ramai yang beli,” ucap Yan Putra, salah satu pedagang di Sempidi.
Terkait arak-arakan ogoh-ogoh yang rencananya ditiadakan, mengingat kembali melonjak kasus Covid-19, Yan mengaku masih belum berimbas pada dagangannya yang menjual ogoh-ogoh mini.
“Sampai hari ini masih tetap ada aja yang beli pak. Sebelum ada edaran ogoh-ogoh ditiadakan. Bisa sampai 10 ogoh-ogoh terjual seharinya. Sekarang tiga sampai empat ogoh-ogoh seharinya terjual,” pengakuannya, Kamis (10/02/2022).