PEDOMANRAKYAT, TANA TORAJA – Cuaca ekstrim sudah membawa korban jiwa di Tana Toraja, Kamis (17/02/2022) lalu, dimana seorang pengendara motor meninggal di Rumah Sakit Lakipadada akibat tertimpa pohon tumbang di Rantelemo.
Atas kejadian ini Bupati Tana Toraja, Theofilus Alloterung, mengajak warga Tana Toraja selama cuaca ekstrim hujan lebat disertai petir dan angin kencang, potensi longsor dan pohon tumbang agar diwaspadai.
Theo akui longsor dan pergerakan tanah sudah terjadi di beberapa titik, bahkan menyeret rumah warga, baik di Rano, Mengkendek, dan Sangalla, maupun Bittuang.
Warga Tana Toraja hendaknya berhati-hati beraktifitas dan waspada jika tanda-tanda hujan dan angin kencang serta petir terjadi disekitar kita. Baik warga pejalan kaki maupun menggunakan kendaraan bermotor, lebih baik berhenti dan berlindung dari pada dipaksakan teruskan perjalanan.
“Waspadai terus cuaca ekstrem berupa hujan sedang, lebat disertai petir dan angin kencang, sebab tidak menutup kemungkinan menimbulkan banjir, tanah longsor, dan banjir bandang,” pungkas Theo.
Terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja, Alfian Andi Lolo, Kamis (24/02/2022) menjelaskan, selama cuaca ekstrim sudah sekitar 20 titik longsor tersebar di 19 kecamatan di Tana Toraja.
Jalan poros tertimbun longsor skala kecil materialnya dibersihkan gotong royong warga bersama TNI. Demikian pula longsor menutup badan jalan dibersihkan dengan alat berat dari PUPR, bahkan ada alat berat disewa pihak BPBD.
Selanjutnya pemukiman warga terdampak longsor seperti di Rano dan Kaduaja, BPBD sudah salurkan bantuan pangan darurat bencana. Bantuan bencana alam dari Kementerian Sosial senilai Rp 1 miliar sudah tiba di Tana Toraja berupa tenda keluarga, peralatan dapur dan alat mandi, makanan siap saji, tikar, softex. Dan menyusul bantuan beras 2,5 ton dan telur 1 ton.