Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin
Islam adalah agama yang mengajarkan kesimbangan. Keseimbangan kehidupan di dunia dan di akhirat, sesuai dengan doa yang diucapkan sehari- hari, “Ya Allah berikanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat.”
Pingin kaya? Islam tidak melarang umatnya menjadi kaya. Yang dicegat adalah ketika seseorang pingin kaya kemudian menghalalkan segala cara, melanggar perintah Allah SWT. Bahkan (naudzubillah) melakukan perbuatan yang dilarang dalam ajaran agama.
Pada masa Nabi Isa AS, ada tiga orang yang menolak pernyataan beliau tentang ketenteraman hidup. Ketiga orang tersebut meyakinkan Nabi Isa AS bahwasanya agama tidak membuat seseorang bahagia, namun harta lah yang dapat membahagiakan seseorang.
Mendengar pernyataan tersebut, Nabi Isa AS memberikan mereka sebuah peta, petunjuk keberadaan harta karun. Setelah menerima peta tersebut, mereka bergegas ke lokasi dan mendapati betapa banyaknya harta karun di hadapan mereka. Mereka berunding, bagaimana cara mengangkut harta karun tersebut agar tidak tercium oleh orang lain, apalagi jumlahnya begitu banyak.
Harta karun berhasil mereka angkut secara bertahap ke sebuah rumah kosong yang ditinggal pergi oleh penghuninya. Mereka beristirahat sejenak, saat itu mereka juga merasa haus dan lapar.
Mereka berunding, agar salah seorang di antara mereka keluar membeli makanan. Kesepakan tercapai, salah seorang di antara mereka keluar mencari makan, di tengah jalan orang tersebut berfikir, “Jika harta karun dibagi tiga, maka jelas saya akan menerima sedikit dari pembagian yang akan dibagi.”
Spontan, agar orang tersebut bisa mendapatkan semua harta karun, maka ia berniat untuk mencampur racun ke dalam makanan yang akan diberikan kepada kedua orang temannya, dan hal ini dilakukan.