Saat emosi lelaki ini memuncak, tiba- tiba ia ingat nasihat Rasulullah SAW untuk tidak marah, lalu ia duduk sambil merenungi nasihat tersebut. Setelah emosinya mereda, lelaki tersebut mengajak pemimpin kedua komunitas untuk menyelesaikan sengketa yang dihadapi secara baik-baik. Akhirnya, pertikaian dapat dihindari dan semuanya berakhir dengan damai.
Marah, merupakan salah satu perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan juga diri sendiri. Di antara efek negatif ketika seseorang marah adalah; menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan risiko stroke, meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dalam suasana pandemi seperti saat ini, sebaiknya kita banyak tersenyum, mencegah diri sendiri untuk tidak marah, dan menahan diri untuk tidak terpancing ketika orang lain berupaya memancing kita untuk marah.
Sejak dini, Allah SWT sudah mengingatkan umat manusia, khususnya umat Islam untuk senantiasa mampu menahan diri untuk tidak mudah emosi.
Allah berfirman dalam QS Ali Imran 133-134 yang artinya, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu), mereka yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan mereka yang senantiasa menahan diri untuk tidak marah, dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah SWT mencintai siapa saja yang berbuat baik.”
Semoga kita diberi kekuatan untuk mampu mengendalikan diri sendiri. Allah A’lam.
Makassar, 16 Maret 2022