Saat sesi tanya jawab, Ketua NU Kecamatan Manggala mengemukakan, fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, antara Isi kepala berbeda dengan kenyataan. Ia mempertanyakan kenapa kebanyakan orang Islam yang ditangkap atau dibunuh sebagai teroris.
Karena itu, harapnya perlu menyikapi dengan baik, dan duduk bersama dalam menyelesaikan masalah umat, ajaknya.
Sementara itu, mubalig H.Syarifuddin pertanyakan mengapa sejumlah pesantren di Sulsel diaggap Radikal, seperti Ada ketidakadilan katanya.
Demikian pula Ustadz H.Patallongi mengharapkan agar para mubalig tidak terpancing dengan provokasi di Medsos.
Sementara masalah umat masih banyak yang perlu dibenahi, misalnya tentang faham masalah furu dan khilafiyahserta kasus korupsi.
M.Ishaq Shamad menjelaskan orang yang radikal dan teroris bukan hanya dari golongan Islam, buktinya di Selandia Baru umat Islam ditembak saat menunaikan ibadah di Masjid. Demikian pula umat Islam di Miyanmar, diperlakukan tidak adil.
Demikian pula sejumlah pesantren yang disinyalir menganut faham radikal, merupakan warning kepada umat dan pemerintah agar waspada. Walaupun Kepala BNPT telah meminta maaf, tetapi data-data yang dimiliki BNPT tentu saja ada indikator tertentu yang ditemukan di sejumlah lembaga pendidikan tersebut, tandas Ishaq Shamad. (*).