Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Ibrahim al Khowasi, salah seorang ulama besar yang namanya disebut dalam kitab al- Adzkar al-Nawawi karya Imam an- Nawawi, suatu hari, melalukan perjalanan untuk mendalami ilmu pengetahuan.
Ibrahim, telah menempuh cukup jauh perjalanan yang dilalui hingga akhirnya ia tidak mampu lagi menahan dahaga akibat teriknya matahari.
Saat dahaganya telah memuncak, ia melihat di atas sebuah bukit sebatang pohon delima. Bersusah payah Ibrahim menuju ke atas bukit, ketika mendekati pohon tersebut, ia melihat sebutir buah delima, kecil tetapi berwarna kuning ranum kemerah-merahan.
Sebagaimana manusia biasa, ketika berada dalam keadaan membutuhkan sesuatu, Ibrahim berupaya sekuat tenaga untuk memetik buah delima tersebut, lalu memecahkannya. Biji buah delima dimasukkan ke dalam mulutnya dan terbayang rasa nikmat dan segar dari buah tersebut.
Harapan tidak sesuai kenyataan, buah delima yang dibayangkan rasanya nikmat, ternyata hambar, lalu ia memuntahkan buah tersebut.
Dengan perasaan kecewa, Ibrahim meneruskan perjalanan dan tiba di suatu tempat yang daerahnya ditumbuhi tanaman nan subur. Ketika itu, hari mulai petang dan ia memutuskan untuk beristirahat di sekitar tanaman bunga yang memiliki bau wangi semerbak.