Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Suku Badui atau Bedouin, merupakan salah satu suku yang gemar melakukan pengembaraan dari satu wilayah ke wilayah lain, sembari menggembalakan kambing. Suku Badui atau al A’rab, merupakan penduduk asli bangsa Arab.
Salah satu ulasan menarik yang pernah ditulis pada Harian Republika beberapa waktu lalu, pada masa Syarif Husin memerintah, jalan antara Makkah dan Madinah tidaklah aman karena selalu ada serangan dari orang Badui.
Menurut masyarakat kota yang telah maju, perbuatan yang dilakukan suku Badui, merupakan tindak kriminal, tetapi bagi orang Badui, hal tersebut merupakan mata pencaharian mereka.
Menurut Gustav le Bon, dalam buku “Tarikh Tamaddun Arab”, perampasan yang dilakukan kaum Badui terhadap kabilah yang melintas, tidak ubahnya seperti serangan bangsa Eropa ke negeri yang ditaklukan, tujuannya untuk mengambil hasil. Namun, ada perbedaan di antara keduanya. Kaum Badui, menyerang Bangsa yang telah maju, sementara bangsa Eropa menyerang bangsa yang masih terbelakang (Badui).
Namun, ada hal menarik lainnya dari kaum Badui Arab. Konon, salah seorang Badui tinggal bersama salah seorang pakar hadist, Sufyan bin Uyainah. Sebelum pulang kampung, Uyainah bertanya kepada si Badui, “Ya A’rab, di antara hadis yang telah engkau pelajari, hadis manakah yang paling engkau sukai?”