PEDOMANRAKYAT, MAKALE – Obyek wisata (obwis) hutan pinus Buntu Datu kini jadi primadona kunjungan wisatawan dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Selain tofografi dan medannya mudah terjangkau, juga dilengkapi wahana dan fasilitas memanjakan para pengunjung.
Lokasinya hanya berjarak kurang lebih satu kilometer dari jalan poros Enrekang-Makale. Selain ada wahana flying fox, juga gazebo, ayunan, panggung mini, serta sarana ibadah musolah bagi kaum muslim.
Kawasan hutan pinus Buntu Datu, kini terus berbenah, dikelola Badan Usaha Milik Desa (Lembang) setempat, membuat Lembang Buntu Datu berpenghasilan sendiri dengan memanfaatkan potensi di desanya melalui pengelolaan perhutanan sosial.
Awak media ini menyambangi obwis hutan pinus Buntu Datu, Rabu (04/05/2022) menyaksikan langsung antusias masyarakat berwisata dengan jumlah fantastis mencapai 2.000 orang perhari selama liburan. Dan diperkirakan 4 hari kedepan lebih padat lagi. Demikian pula dihari biasa pengunjung tetap padat, meskipun tidak sebanyak dihari libur.
Nedi Kristian, Sekretaris Bumdes Lembang Buntu Datu ditemui di lokasi hutan pinus mengatakan, Bumdes Lembang Buntu Datu mengelola lima unit usaha, selain wisata hutan pinus, juga atraksi budaya Ma’bugi, kuliner, simpan pinjam, dan budidaya ikan.
Menurut Nedi, dihari biasa saja obwis hutan pinus Buntu Datu berpenghasilan Rp 25-30 juta perbulan. Tentunya dihari libur pengunjung meningkat tajam dua kali lipat, dengan harga tiket masuk Rp 5.000 perorang. Sementara flying fox sepanjang 110 meter pengunjung hanya merogoh kocek kantong Rp 10.000 sekali meluncur.