Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Setiap yang bernyawa pasti akan kembali kepada Sang Pencipta. Hanya saja, tidak semua orang mengetahui kapan ia akan kembali ke kampung abadi menemui penciptanya.
Semalam, sambil mengikuti halalbihalal yang dilaksanakan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, kami kedatangan kerabat yang berkunjung ke rumah mertua.
Sebagaimana biasa, silaturahmi merupakan ajang mencurahkan isi pengalaman selama berada di kota besar dan suasana saat berada di kampung halaman. Salah satu obrolan yang menarik adalah ceritera tentang kematian.
Kerabat yang berkunjung ke rumah tersebut, yang juga keponakan mertua saya berceritera, di akhir bulan suci Ramadan, beliau masih sempat mengadakan rapat bersama Pak Darwis (staf khusus JK) membahas banyak hal tentang persiapan menghadapi Idul Fitri, salah satunya tentang pembagian zakat dan infaq.
Pak Darwis seorang yang energik, gesit, dan telaten dalam melaksanakan amanah yang diberikan kepada beliau. Konon, Pak Darwis orangnya sehat wal afiat, hingga akhirnya Allah SWT memanggil beliau di hari yang fitrah dan meninggal saat melaksanakan shalat Id Fitri.
Beliau juga berceritera tentang almarhum, Abdul Rahman, salah seorang alumni IAIN Alauddin yang juga pernah bertugas sebagai hakim di beberapa kantor pengadilan tempat beliau mengabdi.
Pak Rahman (nama yang sering saya sapa, dan kebetulan saya akrab dengan beliau) meninggal ketika berada di rumah sakit, yang sebelumnya terjatuh saat menunaikan ibadah Salat Magrib berjamaah. Konon, banyak masyarakat kecil sangat merasakan kehilangan dengan kepergian beliau.