Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Tulisan hari ini diilhami oleh salah satu pepatah Arab, “Man hafara hufrotan, waqa’a fiihaa.” Artinya kurang lebih, ketika ada seseorang yang berniat ingin mencelakai orang lain, biasanya hal tersebut kembali kepada diri orang yang ingin mencelakai orang lain.”
Pepatah di atas relevan dengan apa yang pernah dialami oleh salah seorang pembenci Rasulullah Muhammad SAW, Abu Jahal. Dia sudah melakukan berbagai upaya untuk mencelakai Rasulullah SAW, namun selalu gagal dan tidak pernah berhasil menghentikan dakwah Rasulullah SAW.
Setelah mengalami beberapa kali kegagalan dalam upaya menghentikan dakwah Rasulullah SAW, Abu Jahal tidak pernah merasa lelah, apalagi menyerah menghentikan dakwah Rasulullah SAW.
Suatu hari, Abu Jahal membuat satu perangkap untuk mencelakai Rasulullah SAW dengan cara menggali lubang di tempat yang sering dilewati oleh Rasulullah.
Setelah lubang tergali, Abu Jahal menutupi lubang tersebut dengan dedaunan dan dahan pepohonan di sekitarnya. Abu Jahal berharap, Rasulullah SAW terjatuh ke dalamnya, dan setelah terjatuh lubang tersebut segera ditimbun oleh beberapa orang yang di sekitar lokasi perkuburan.
Suatu hari, Abu Jahal mengejar Rasulullah Muhammad SAW yang hendak melakukan aktivitas sebagaimana biasa. Abu Jahal tidak menyadari, kalau di tempat yang dilalui oleh Rasulullah SAW terdapat sebuah lubang besar yang telah digalinya sendiri.
Saat berlari di belakang Rasulullah, Abu Jahal tidak menyadari kalau di atas jalan yang akan dilaluinya terdapat sebuah lubang besar yang ditutupi dengan dedaunan dan beberapa dahan pohon. Abu Jahal berjalan tepat di atas lubang yang telah dibuatnya, seketika itu juga Abu Jahal jatuh terperosok ke dalam lubang yang telah dibuatnya sendiri.