Guru Besar Fakultas Hukum UMI itu menambahkan, dalam pengisian borang untuk akreditasi, peran alumni merupakan salah satu item penilaian penting. Dengan demikian, alumni itu akan terlacak dalam rangka kemajuan almamaternya. Untuk itu sinergitas alumni harus berjalan terus.
Senada dengan itu, Rektor UMI, Prof Basri Modding mengemukakan, alumni yang merasa memiliki UMI merupakan sosok alumni yang diridhai Allah Swt. Dengan demikian, alumni yang senantiasa memberikan informasi untuk pengembangan UMI, sangatlah diridhai Allah Swt.
Dibagian lain rektor menegaskan, secara kelembagaan terdapat enam butir komitmen ke-UMI-an. Khusus untuk komitmen pribadi, sebagai keluarga besar UMI, harus senantiasa taat dan bersyukur atas nikmat Allah Swt.
”Mohon doanya, saat ini UMI secara bertahap menerapkan Embracyng Smart System menuju kampus digitalisasi dan senantiasa menerapkan kerja berjamaah,” tandas Rektor seraya mengatakan, UMI ini wakaf, jadi
alhamdulillah jika ada alumni berniat berwakaf. Wakaf bermakna luas, baik berupa pemikiran maupun harta benda.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina YW UMI, Prof Mansyur Ramly mengungkapkan, tahun 2006 pernah ada penelitian mengenai ”Apa yang diperlukan untuk sukses. Ternyata, kretivitas/inovatif, networking (jaringan) dan Trust (keterpercayaan).
”Dengan demikian, menjaga networking, keterpercayaan dan kreativitas di Pascasarjana UMi ini, sebuah kekuatan besar. Jika ingin sukses, tak cukup bermodalkan leadership yang baik, tapi kita juga perlu memiliki followers yang baik pula. Apalagi, jika ditunjang konsep kerja berjamaah,” tutup Mansyur Ramly yang juga Ketua Dewan Guru Besar UMI itu. (*).