Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Musibah kadang datang silih berganti menghampiri setiap makhluk hidup di muka bumi ini. Musibah kadang menimpa suatu masyarakat secara kolektif sebagaimana gempa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di daerah Sulawesi Barat. Terkadang menimpa individu sebagaimana yang dirasakan oleh Ridwan Kamil, yang alhamdulillah jenazah puteranya yang tenggelam telah ditemukan.
Suatu hari, kita belum tau siapa lagi yang akan diuji oleh Allah SWT dengan musibah. Hanya saja, kita berharap semoga kita senantiasa menjadi orang kuat dan tidak mudah untuk bersedih hati.
Allah SWT memotivasi kaum Mukmin/ Muslim dalam Q Al Imran: 139, “Janganlah kamu lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih hati, karena kalianlah orang yang paling tinggi derajatnya, jika kalian orang yang beriman.”
Suatu hari, beberapa orang sahabat ingin menguji Ali ibn Abi Thalib dengan pertanyaan, makhluk manakah yang paling kuat.
Setelah mendengar pertanyaan tersebut, Ali menjelaskan, “Prajurit Allah SWT yang paling tangguh ada sepuluh. Gunung dan bukit-bukit tinggi, tapi besi dapat menghancurkannya. Jadi besi lebih kuat dari bukit dan gunung. Api dapat melelehkan besi, namun air dapat memadamkan kobarannya. Awan yang difungsikan antara langit dan bumi membawa air. Angin dapat memecah awan. Manusia dapat mengalahkan angin dengan menutup tubuhnya. Manusia dikalahkan oleh mabuk yang dapat menyesatkan akal pikirannya, namun mabuk dapat diredam oleh tidur. Tidur kalah oleh kesedihan hati, jadi prajurit Allah SWT yang paling tangguh adalah bersedih hati.”