Dalam puisinya, Agus secara tidak langsung ingin mengatakan, Kabupaten Jeneponto memiliki banyak budaya dan kearifan lokal, antara lain adat budaya ajje’ne-je’ne sappara, budaya patonro, budaya tabe’ (tabik), budaya a’dengkapada.
Juga budaya pamanca’, budaya a’royong, budaya gotong royong, budaya pa’kiobunting, budaya angngaru, budaya tari-tariannya, budaya appabatte, serta budaya a’raga.
“Budaya-budaya dan kearifan lokal itu sudah banyak yang dilupakan dan tidak dikenali lagi oleh generasi muda Jeneponto sekarang,” ungkap Agus yang mengaku secara tidak sengaja menciptakan puisi tersebut tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-46.
Puisi tersebut ia tulis di Jeneponto, pada 11 Mei 2018, dan Agus lahir di Jeneponto pada 11 Mei 1972.
Kerinduannya untuk melihat hidupnya kembali budaya dan kearifan lokal Jeneponto ia ungkapkan pada paragraf puisinya dengan untaian kata-kata, “Kami Turatea bertutur, Kami ingin seperti dulu lagi, Merindukan negeri yang penuh adat dan budaya, Di atas bingkai kebersamaan, A’bulo sibatang accera sitongka-tongka”.
Kepala Perpustakaan Pusat Unismuh Makassar, Nursinah, Shum, MIP, mengatakan, Perpustakaan Pusat Unismuh Makassar pada tiga pekan sebelumnya, tepatnya Selasa, 31 Mei 2022, mengadakan kegiatan Pelatihan Penulisan Artikel Opini dengan menampilkan wartawan senior, Asnawin Aminuddin sebagai pembicara.
Pelatihan penulisan artikel opini dihadiri dua puluhan dosen dan mahasiswa Unismuh Makassar, serta pelajar dari SMA Muhammadiyah I Unismuh Makassar. (win)