PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Ketua Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas, Dr. Hj. Munira Hasyim, SS, MHum mengungkapkan, selama setahun memperoleh kesempatan mengajar Bahasa Indonesia di Hankuk University, Korea Selatan dapat melihat motivasi belajar para mahasiswa negeri ginseng itu sangat tinggi. Mereka sangat takut gagal dalam mengikuti perkuliahan karena akan rugi. Pasalnya, mereka membayar mahal biaya kuliah semester sampai Rp 40 juta.
“Di Indonesia, motivasi anak didik dan mahasiswa kita masih sangat perlu ditingkatkan. Mereka harus didorong untuk lebih giat belajar,” ujar Dr. Munira Hasyim ketika membawa materi “Model Pembelajaran ‘Flipped Classroom’ dan Penerapannya Dalam Kegiatan Pengajaran” di depan para Guru SMA PGRI Sungguminasa Gowa, Sabtu (02/07/2022).
Lulusan Fakultas Sastra Unhas 1994 ini mengatakan, kekurangan “Model Pembelajaran Flipped Classroom” ini adalah jika diberlakukan terhadap anak didik yang motivasi dan “self regulation” (pengendalian diri)-nya masih rendah. Kemampuan mereka mengelola waktu juga harus baik, dan pengajar harus memiliki kemampuan beradaptasi dengan teknologi.
“Kita juga harus aktif memantau peserta didik agar aktif dalam proses pembelajaran di luar kelas, seperti mengunjungi para anak didik di rumahnya,” ujar lulusan Magister UGM Yogyakarta tahun 2004 tersebut.
Munira Hasyim yang meraih gelar Doktor dalam Ilmu Linguistik Unhas tahun 2015 itu menyebutkan, kelebihan model ini akan mengarahkan pengajar dan pembelajar berperan dengan baik. Kegiatan pembelajaran dapat disesuaikan dengan peserta didik. Peserta didik termotivasi dalam melibatkan diri dalam aktivitas pembelajaran karena mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi.