Dalam hal jenis tindak tutur, Rivai menemukan 5 data dalam bentuk jenis tindak tutur langsung.
“Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang pemakaian kalimatnya atau ujarannya sesuai dengan fungsinya secara konvensional untuk mengatakan sesuatu, kalimat untuk mengatakan sesuatu, kalimat tanya untuk bertanya, kalimat perintah untuk menyuruh, mengajak, dan memohon,” ujar bungsu dua bersaudara dari pasangan Muchlis-Rachmawati ini mengutip Wijana (1996).
“Contohnya, konteks tuturan ini dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya saat selesai makan. ‘Nak, bawa piring-piringnya ke belakang!,” ujar lulusan SMP Negeri 2 Tinambung tersebut.
Lima data yang memperlihatkan penolakan cinta wanita kepada pria menggunakan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur tidak langsung ini adalah tuturan yang diutarakan secara tidak langsung atau tidak dijawab secara langsung, tetapi harus segera dilaksanakan maksud dan terimplikasi di dalamnya,” kata Rivai masih mengutip pendapat Wijana (1996).
“Apa tidak malu, jika nanti temanmu datang ke rumah,” Rivai memberi contoh tindak tutur tidak langsung ini berupa tuturan seorang ibu kepada anaknya pada saat melihat ruang tamu berantakan.
Baik para Pembimbing Rivai, yakni Prof Dr Nurhayati MHum (i) dan Dr Munira Hasyim SS MHum, maupun Prof Dr Lukman MS, dan Dr M Dahlan Abubakar MHum yang bertindak sebagai penguji agar penelitian atau survei yang digunakan membangun skripsi ini dapat ditingkatkan sebagai bahan penelitian untuk pendidikan selanjutnya.
Misalnya saja, untuk Program Magister Ilmu Linguistik Socio Fragmatik. Survei yang dilakukan Rivai pada penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan pragmatik. (mda)