Kegiatan ini juga merupakan bagian visi misi saya diawal sebagai calon Kepala Desa, oleh karena itu, langkah pertama yang saya lakukan waktu terpilih adalah bagaimana memajukan kebuadayaan, serta memperjuangkan agar Makam Raja yang menyambungi Todilaling atau Raja pertama di Balanipa untuk bisa diakui sebagai cagar budaya yang masih dilindungi di Kabupaten Polewali Mandar.
“Alhamdulillah, awal Januari saya perjuangkan, di bulan lima kemarin sudah keluar sertifikat dan SKnya,” ujarnya.
Saya sangat memahami, di Napo ini bagian dari Appe Banua Kayyang sebagai kesepakatan awal atau persekutuan terbentuknya kerajaan Balanipa di Mandar saat itu, oleh karenanya sangat salahlah pemerintah terutama Desa Napo kalau tidak mengangkat hal tersebut.
Padahal itu aset kita, dan Napo dikenal sangat luas karena sejarahnya jangan sampai kita cuma bangga dengan masa lalu namun apa yang kita miliki sekarang apalagi ke depan tidak sesuai harapan-harapan nenek moyang kita atau nenek moyang Napo yang terkenal pada saat itu.
Basri berharap agar semua masyarakat Napo bisa terlibat dalam kegiatan tersebut, mudah mudahan dengan kegiatan ini aura-aura budaya selama ini dikenal di Napo sebagai cerminnya Mandar saat itu bisa terangkat kembali.
“Serta tidak punah seperti sekarang ini, kita khawatirkan 10 tahun sampai 20 tahun ke depan kalau tidak dijaga, dan dirawat hingga saat ini, akan hilang dialog Mandar yang sangat kental budayanya dan kental sipakamala’bi,” tutup Basri selaku Kepala Desa Napo, di kediamannya, Sabtu (16/07/2022). (Hdr)