Para pembicara mengakui puisi-puisi penyair kelahiran Medan, 26 Juli 1922 itu, punya diksi yang tidak lazim pada masanya. Itu karena Chairil Anwar punya bahan bacaan yang bagus dan pergaulan luas, yang ikut mempengaruhi karya-karyanya.
Selain puisi bertema perjuangan, karena ia hidup di masa revolusi, Chairil Anwar juga punya puisi-puisi bertema kemanusian dan eksistensinya sebagai manusia. Puisi-puisi misteri seputar perempuan yang disukainya juga dibahas oleh pembicara.
Malam itu, sejumlah puisi Chairil Anwar dibacakan, seperti Aku, Hukum, Hampa, Kepada Kawan, dan Senja di Pelabuhan Kecil. Penyair Muh Amir Jaya dan Syahril Rani Patakaki, masing-masing membacakan puisi mereka. Begitupun dengan aktivis senior, Asmin Amin, juga tampil membawakan karya sendiri.
Sementara Sri Rahmi, Anisah Usman dan Fadiah Machmud membacakan puisi karya sahabatnya, Ida Rustam, berjudul Aku Perempuan. Ida Rustam, semasa hidupnya, merupakan aktivis yang mendedikasikan hidupnya bagi gerakan kesetaraan dan keadilan gender, lingkungan serta isu difabilitas.
Para pembaca puisi terdiri dari mahasiawa, akademisi, anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, aktivis, wirausaha, sastrawan dan penyair, juga penggiat literasi, lintas generasi. Pembaca puisi lainnya adalah Fadli Andi Natsif, Faisa Aljaedi, dan Muhammad Naafi Ramadhan. Tampil pula mahasiswa yang tergabung dalam Bengkel Sastra (Bestra) Universitas Negeri Makassar (UNM).
Suguham acara di Taman Segitiga itu kian meriah oleh penampilan Makassar Uyee, Bonsai Band, Sementara Percusion, dan Adi Akustik. Para musisi membawakan lagu-lagu balada dan reggae yang cukup familiar di telinga. Pengurus dan anggota Satupena Sulawesi Selatan, serta penonton lainnya, tampak asyik menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan, juga puisi-puisi yang dibacakan.
Rusdin Tompo pada kesempatan itu menyampaikan, peringatan HPI 2022 ini merupakan bagian dari gerakan literasi yang tak hanya terbatas pada para penulis saja. Namun juga dengan para pemangku kepentingan lain. Itu dilakukan agar terwujud kota literasi yang jadi salah satu agenda Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, di bawah pimpinan Ketua Umum Pengurus Pusat, Denny JA. (*/rk)