Pada Mei 2014, Wimbo ditunjuk oleh Menteri BUMN menggantikan posisi Syahril Japarin menjadi Direktur Utama PT Pelni. Dia ditarik pada posisi itu karena pejabat lama diberhentikan sebagai Dirut Pelni lantaran kondisi keuangan Pelni yang tak kunjung membaik.
Menurut Wimbo, tantangan terbesar bagi Pelni adalah bagaimana meningkatkan kualitas pelabuhan untuk melayani penumpang. Targetnya pada tahun 2015 Pelni telah mencapai standar pelayanan minimum. Pada Juni 2015, Menteri BUMN Rini Soemarmo mengangkat Wimbo menjadi Direktur Utama Angkasa Pura I, menggantikan posisi Tommy Soetomo yang telah habis masa jabatan.
“Penumpang jadi nyaman karena sebelum naik kapal sudah tahu tempat tidurnya,” kata penulis.
“Ya betul, nyaman. Kita umumkan kapal tiba, estimasinya pukul berapa. Jadi, penumpang itu sudah siap-siap. Bisa bersih-bersih mandi-mandi dulu. Sudah bisa diinfokan ke keluarga bisa dijemput jam sekian. Kurang lebih, melesetnya mungkin setengah lama,“ ujar Indar.
“Tetapi di Tilongkabila bisa menelepon sepanjang pelayaran, Capt,” lapor penulis.
“Ya, di kapal juga ada wi-fi, tetapi untuk kru saja. Kalau darurat bisa. Bisa minta tolong diteleponkan. Tetapi ini kan melewati pesisir, sehingga sambungan telepon tetap ada. Saya juga minta ke kantor pusat wi-fi khusus untuk penumpang, wi-fi untuk kerja, darurat bisa menelepon. Tetapi intinya sudah ada perubahan, jika dibandingkan di daerah Papua dulu. Tetap yang dulunya kampung kini jalannya sudah dicor. Dermaganya dulu masih kayu,” sambung Indar dan menyebutkan sumbangan Pelni cukup besar bagi perkembangan suatu daerah.