Pada tahun 1990 Indar mulai masuk Papua. Pada dasarnya mereka itu bagus, hanya saja sering mengambil sisi buruknya pendatang. Mengambil sisi negatifnya sifat pendatang. Misalnya, mencuri, berbohong, bukan sisi positifnya Itu perlu “pemotongan” satu generasi baru dia akan menjadi baik. Bagaikan program komputer harus diformat. Jika tidak, akan terus berlangsung secara turun temurun. Anak-anak kecil saja sudah mulai minum.
Kalau mereka berselisih atau terjadi perang antarsuku, tidak jelas juga apa yang diperebutkan. Karena adu mulut mudah berubah menjadi perang. Meteka juga terkadang mudah dihasut.
Pernah ketika Indar di Papua, pecah perang antara orang Papua dengan pendatang. Dulu, rambut lurus diusir. Ada wacana, siapa pun rambut lurus disuruh keluar. Di sini wawasan kebangsaan yang kurang. Kontrol pada sekolah juga terjadi. Wilayah Indonesia ini terbuka untuk siapa pun Kita harus hidup dalam wawasan kebangsaan Indonesia.
Dulu, wacana seorang pemimpin harus putra daerah, itu menyesatkan. Yang penting, dia harus mampu memimpin. Indonesia kan dari Sabang sampai Merauke. Semua berhak memiliki negara ini. Orang mau berusaha di mana pun berhak, sepanjang ber-kartu tanda penduduk (KTP) Indonesia.
“Sudah separuh dari umur nih, Capt ?,” sela penulis sembari tertawa.
“Ya, saya sudah mau masuk masa persiapan pennsiun (MPP) nih. Ya, alhamdulillah. Pelni ini telah membawa saya jauh,” balasnya disela oleh ABK yang menawarkan minuman berwarna kuning.
Selain KM Tilongkabila, Capt Indar Bahadi sudah pernah bertugas di beberapa kapal Pelni yang lain.