Oleh : Musdah Mulia (Profesor Peneliti LIPI Jakarta)
INDONESIA mendukung penuh Korea yang merdeka dan bersatu sebagai katalis perdamaian dan pembangunan regional dan global. Indonesia sebagai negara yang netral dan cinta damai mutlak terus mendukung dialog, rekonsiliasi dan reunifikasi antar-Korea untuk membina perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea dan lebih luas lagi di Asia Timur Laut dan dunia.
Pemerintah Indonesia juga mendukung upaya Dewan Pertimbangan Unifikasi Nasional, yang sejak didirikan pada tahun 1980 terus mendapat dukungan dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Faktanya, ide reunifikasi Korea Selatan-Korea Utara juga didukung oleh seluruh Presiden Indonesia, dari Presiden pertama kita, Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.
Saya percaya bahwa seluruh rakyat Indonesia akan selalu memperjuangkan perdamaian dunia berdasarkan penghormatan terhadap kemanusiaan, kemerdekaan, dan keadilan sosial sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Ideologi kita Pancasila terdiri dari lima asas, asas kerohanian, asas kemanusiaan, asas persatuan Indonesia, asas demokrasi, dan asas keadilan sosial. Kelima prinsip tersebut sangat sesuai dengan nilai-nilai universal hak asasi manusia dan juga konsep “peacebuilding” (membangun perdamaian).
Pancasila sangat kondusif untuk menegakkan demokrasi dan membangun perdamaian dalam masyarakat. Dan yang lebih penting, Pancasila mencerminkan gagasan bhinneka tunggal ika yang berarti persatuan dalam perbedaan. Konsep ini menjadi landasan inti perdamaian dan perekat pemersatu bangsa Indonesia yang sangat beragam, baik dari segi ras, warna kulit, bahasa, agama, dan keyakinan.
*Pentingnya Upaya Perdamaian*
Saya pribadi sangat menghargai upaya pemerintah dan rakyat Republik Korea untuk membangun perdamaian abadi. Dimulai dengan keputusan untuk bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1991. Kemudian, memperluas partisipasi aktifnya dalam hubungan diplomatik multilateral bertepatan dengan posisi globalnya yang berkembang secara ekonomi. Dunia juga sangat mengapresiasi peran penting Ban Ki-moon yang sebelumnya menjadi Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Korea Selatan menjadi Sekjen PBB.