* Kapolsek Mamajang Bersama Kanit Binmas Amankan Aksi
PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Aliansi Mahasiswa STIEM Bongaya Makassar menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM setelah Pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar pada Sabtu (03/09/2022) lalu pukul 14.30 WIB.
Aksi tersebut berlangsung di perempatan jalan Sultan Alauddin – Kumala dan jalan Veteran Selatan – Dr Ratulangi, Kamis (08/09/2022) sekira pukul 16.30 Wita, yang diikuti lebih kurang 50 orang mahasiswa STIEM Bongaya Makassar.
Jenderal Lapangan Try Pamungkas dalam orasinya mengungkapkan, bahan bakar minyak merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, dan menyangkut hajat hidup orang banyak dengan skala pemenuhan kebutuhan yang tertinggi serta menjadi faktor pendukung kesejahteraan masyarakat.
“Hal tersebut tidak bisa dipungkiri, karena BBM ini menjadi kebutuhan bagi seluruh masyarakat Indonesia dan dunia sekali pun,” ucapnya lantang melalui pengeras suara.
Lanjutnya, pemerintah telah menaikkan harga BBM jenis pertalite dan non subsidi lainnya. Berbagai argumentasi mereka (Pemerintah RI, red) jadikan rujukan, mulai dari pembangunan infrastruktur dan mengalihkan anggaran subsidi ke sektor yang lebih produktif sampai pada dampak ekonomi global.
Sementara itu, Eyken selaku Koordinator Lapangan alias Korlap mengatakan, pemerintah harus mempertimbangkan kenaikan harga BBM ini yang dampaknya akan berujung pada multisektoral dan akan menambah beban perekonomian masyarakat, terlebih keadaan keuangan masyarakat yang belum pulih pasca pandemi Covid-19.
“Dari keadaan tersebut pastinya akan berujung pada inflasi hingga naiknya angka kemiskinan. Dampak lainnya adalah dapat mempengaruhi segi material maupun psikologis. Hal ini juga akan meningkatkan angka kejahatan karena kondisi ekonomi yang buruk ini,” urainya.