Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Era modern tampaknya memberi peluang baru bagi umat Islam untuk memperluas cakrawala dan menjadi kreatif kembali. Muhammad Iqbal, misalnya, sepenuhnya menyadari beberapa segi kekuatan dan kelemahan tradisi keilmuan Islam klasik, dan pribadinya sendiri menggambarkan suatu bentuk paduan baru yang amat menarik.
Selain sebagai seorang esoteris yang menggubah puisi-puisi kesufian, Iqbal juga seorang pemikir dengan pandangan kemodernan dan keilmuan. Iqbal menyatakan, zaman modern merupakan zaman kelanjutan langsung zaman Islam.
Iqbal juga merupakan penggagum Ibn Taimiyah dan Al- Biruni, yang baginya kedua orang tersebut adalah pengagum empirisisme ilmiah. Iqbal menyatakan bahwa pada dasarnya Islam, dengan kosmologinya yang dinamis, tidak bisa menerima helenisme.
Gambaran sekilas tentang perkembangan dan tradisi keilmuan Iqbal diharapkan memicu munculnya semangat dan sikap apresiatif terhadap warisan klasik Islam. Serentak dengan hal demikian, diupayakan menarik benang merah dan relevansinya bagi tantangan saat ini, dengan tetap bertitik tolak pada Alquran.
Pada prinsipnya, tantangan yang ada di depan umat Islam sekarang ialah mengungkapkan kembali kandungan Alquran dengan segala implikasinya, secara luas dan kreatif.
Oleh karena itu, kaum Muslimin saat ini, sebagaimana dipraktikkan pada masa lalu, harus menggunakan segala macam bahan yang disediakan oleh pengalaman manusia dalam berbudaya dan berperadaban, khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Allah A’lam. Terinspirasi dari salah satu tulisan Allahummagfir lahu Cak Nur. ***
Makassar, 21 September 2022