Andi Rina juga mengatakan, sangat mensuppor kegiatan yang dilakukan Balai Besar Guru Penggerak Sulawesi Selatan ini agar sukses menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid
“Mari lakukan perubahan berarti. Mulai dari satuan pendidikan masing-masing. Perubahan yang berimplikasi pada output. Diknas akan support yang melakukan perubahan dan telah menyiapkan reward dan punish,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Umum BBGP Sulsel, Harisman, mengatakan, tugas guru itu mulia untuk mencerdaskan anak bangsa.
Namun tetap perlu berkolaborasi karena semua elemen harus terlibat di dalamnya.
Seremonial ini, lanjut Harisman, hanya pelengkap saja. Apalagi, pembukaannya sudah dilakukan secara nasional dan sekarang ini ditindaklanjuti.
“Yang terpilih sebagai calon guru penggerak sudah memenuhi standar. Bapak dan ibu adalah guru hebat karena lolos berkat kemampuan. Tidak ada intervensi karena yang seleksi adalah tim pusat yang menghubungi langsung calon peserta,” kata Harisman.
Dikatakan, program ini sudah berlangsung setahun lalu. Sekarang evaluasi dampaknya.
“Sekarang sudah angkatan 7 dan akan berakhir bulan Maret 2023. Ini rangkaian panjang. Siapkan energi untuk menuntaskan tugas ini,” kata Harisman.
Dikatakan, calon guru penggerak setelah lulus menjadi guru penggerak akan mendapat sertifikat sebagai pengakuan bahwa yang bersangkutan layak menjadi kepala sekolah, setelah digembleng selama sembilan bulan.
Guru penggerak mampu merancang model pembelajaran yang memberi peluang kepada murid berkreasi untuk berkembang sesuai potensi diri masing-masing.
“Jangan memaksa anak pada bidang yang tidak dia gemari,” katanya.
Guru harus melahirkan ide model pembelajaran. Tempat anak sesuai potensi.
Setiap anak punya bakat menonjol dan tugas guru memaksimalkan potensinya untuk itulah merdeka belajar hadir.***