“Awalnya terjadi kendala, yaitu ada beberapa warga di sini tidak mau untuk di mural atau di cat dinding rumahnya, makanya kami bikin berita acara dan surat pernyataan warga terkait kesediaan mereka untuk dindingnya digambar,” tukas Yudi.
Setelah selesai pengerjaan gambar di tembok tersebut, si pemilik rumah itu bilang wah ternyata cantik tonji padeng (logat Makassar yang artinya bagus, red), kenapa tidak dari dulu pak Lurah dibuat seperti ini.
Setelah masuk di lorong PKK ini pasti suasana hati berubah, yang tadinya gundah akhirnya berubah menjadi ceria. “Dulunya itu kebiasaan anak-anak di sekitar wilayah ini suka membuang sampah sembarangan, lalu saya berinisiatif untuk merubah mindset anak-anak tersebut dengan cara melakukan edukasi secara persuasif, akhirnya pelan-pelan bisa berubah,” ucap Yudi.
Program Wali Kota Makassar ini tidak hanya terpaku pada gambar-gambar mural saja, namun lebih kepada peningkatan ekonomi kerakyatan di dalam lorong tersebut dengan UMKMnya, seperti di lorong ini terdapat wisata kuliner seperti makanan khas Makassar yaitu Konro.
Dalam perjalanan kami mengitari lorong di Jl Kumala 2 tersebut, Lurah Pabaeng-baeng ini bilang, kalau kegiatan ini tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari masyarakat. “Alhamdulillah, ibu PKK Waode Nurmin SIP juga terjun langsung untuk membenahi lorong ini, bersama ibu-ibu PKK lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, ibu PKK Kelurahan Pabaeng-baeng Waode Nurmin SIP mengungkapkan, melalui gerak PKK dalam membina lorong PKK yang berada di ORW O2/ORT 02 Jalan Kumala 2, berharap peran serta ibu-ibu, hingga remaja puteri yang berada di lorong.
Serta kader-kader, baik kader Posyandu, kader Dasawisma saling bahu membahu dalam segala kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan seperti bercocok tanam baik tanaman obat maupun tanaman produktif.
Sehingga kegiatan ini dapat membantu peningkatan ekonomi keluarga di lorong yang kami bina ini. “Alhamdulillah, kami sudah dapat lahan tanam di salah satu rumah warga yang dapat dipakai untuk pembibitan sayur mayur, cabe dan bawang merah. Kedepanx nanti akan diujicobakan menanam bawang putih sebagai komoditi unggulan di Kelurahan kami di Pabaeng-baeng,” pungkas Waode Nurmin, SIP.
Perjalanan kami pun terhenti di pembibitan ikan lele binaan lorong PKK Kelurahan Pabaeng-baeng milik pasangan suami isteri Dg Talli dan Dg Lebang, tampak oleh ku ikan lele yang sudah siap panen itu saling berkejaran memburu makanan yang dilemparkan si empunya kedalam kolam seluas 3×3 tersebut.
“Nah, beginilah kondisi lorong PKK kami saat ini, saya bersama ibu PKK senantiasa melakukan inovasi dalam rangka mewujudkan lorong yang sehat, bersih, nyaman, dan tentunya bernilai ekonomis bagi masyarakat khususnya di Kelurahan Pabaeng-baeng,” tandas Llurah Pabaeng-baeng.
Waktu terasa begitu cepat berlalu tak terasa malam semakin larut, saya pun pamit, pak Lurah Yudi bergegas mengantar saya hingga di ujung lorong tersebut, secepat kilat ‘kuda-kuda besi’ saya menghilang digelapnya malam di seputaran pasar Pabaeng-baeng. (*)