Laporan Manaf Rachman
Prestasi olahraga yang diperoleh saat ini hanya karena “by accident” tidak pernah direncanakan dengan matang, sehingga ajang atlet Indonesia banyak dikalahkan oleh negara-negara kecil, padahal Indonesia memiliki banyak penduduk yang semestinya bisa menjuarai event olahraga internasional. Menpora Amali saat memaparkan progres DBON di Konkernas PWI 2022.
Hal itu diungkapkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Prof. Zainudin Amali di depan ratusan awak media yang mengikuti pemaparan progres Implementasi DBON bersama peserta Konkernas PWI 2022 yang diikuti pengurus PWI dan SIWO se-Indonesia di Malang, Senin (21/11/2022).
Menurut dia, Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dipayungi oleh Perpres No. 86 tahun 2021 tidak akan bisa tersosialisasi secara merata ke seluruh Indonesia, tanpa adanya peran para jurnalis, khususnya peran dari SIWO PWI, sehingga sangat diyakini jika DBON ini akan cepat tersosialisasikan atas kerjasama serta sinergitas yang terjalin.
Menpora asal Gorontalo itu mengatakan, DBON yang tengah berjalan dibeberapa sentra di Indonesia itu memiliki progres yang bagus.
“Implementasi DBON sudah mulai kita terapkan pada Juli 2022 dengan merekrut anak-anak SD usia 12 tahun yang kita tempatkan di sentra-sentra di Indonesia, dimana mereka berlatih dengan fasilitas yang lengkap, didukung oleh laboratorium sport science, serta para pelatih yang bagus dan mereka juga sekolah, ada dokter serta psikolog juga, sehingga pada tahun 2032 bertepatan dengan Olimpiade di Brisbane, Australia, mereka sudah berada di level atlet elit nasional dan kita bisa mencapai target-target itu, tinggal kita jaga saja,” ucap Menpora Amali.
Akan tetapi, selain mendapatkan ilmu keolahragaan terhadap talenta tersebut, Menpora Amali tak ingin atlet tertinggal dalam ilmu akademik yang berujung sekolahnya jadi terlantar.