– Apanya yang aneh-aneh bro ?
+ Katanya sih itu PD-PRT dan KPW gak sempat diplenokan saat kongres 2018 lalu. Jadinya, banyak pasal-pasal tumpang-tindih, alias dipahami sendiri-sendiri. Misalnya dicampur-adukkan peran wartawan yang menjalankan aktivitas organisasi dan watawan yg menjalankan profesi jurnalistik.
– Wah, kok bisa begitu bro ?
+ Itulah kalau PD-PRT dan KPW gak punya penjelasan seperti kode etik jurnalistik (KEJ).
– Bro, kasus pa Basril basar di Sumatera Barat itu gimana ?
+ Nah, ini lagi-lagi terjadi beda pemahaman dan penafsiran. Katanya di PD melarang jabatan pengurus lebih dari 2 x secara berturut-turut. Ada yang memahami, kalau gak berturut-turut, atau jedah sekali, berarti bisa dong maju lagi ?
– Menarik juga ya bro. Trus apalagi ?
+ Itu juga di KPW, sejak kongres 2018 melarang pegawai negeri sipil (PNS) jadi wartawan anggota PWI, kecuali temen kita yang kerjanya di Antara, RRI dan TVRI.
– Oh begitu bro. Jadi gimana ya bagi senior-senior kita PNS di luar Antara, RRI dan TVRI yang udah puluhan tahun mengabdi jadi wartawan PWI, tiba-tiba harus diberhentikan jadi anggota PWI ?
+ Itulah yang membuat kita prihatin dan kasihan, kalau KPW harus berlaku surut tanpa kecuali bagi senior-senior kita yang telah memegang kartu anggota PWIseumur hidup dilarang lagi jadi anggota PWI oleh KPW.
– Wow, sedih sekali bro mendengarnya, sampe gitu KPW bro ? Jadi bila dilanggar harus dijatuhi sanksi oleh siapa bro ?