“Saya bisa diundang ke luar negeri dan didaulat menjadi pembicara karena mereka penasaran akan apa itu sombere’. Rupanya bahasa lokal menarik perhatian mereka dan saya bangga menggunakan aksen itu. Bahkan di periode kedua ini saya masih konsen membuat program kerja dengan menggunakan bahasa lokal namun memiliki arti yang luas,” jelasnya kemudian.
Di hadapan peserta yang didominasi pemuda se-Kota Makassar ini, anak lorong yang kini menjabat Wali Kota Makassar berharap agar generasi selanjutnya terus menjaga kota dengan melestarikan sejarah.
“Budaya dan sejarah adalah kunci kesuksesan sebuah kota. Berikan kontribusi dengan keterlibatan aktif maupun sumbangan ide lokal yang mendunia agar semua orang bisa melirik dan mengunjungi Kota Makassar,” pintanya.
Adapun beberapa program inovatif yang kini sedang digaungkan Danny-Fatma yakni Co’mo, Jappa Rate, New Balaikota dan sejumlah program strategis lainnya yang masih menggunakan aksen kedaerahan. (ucu*)