Pada kegiatan ini, INLA merangkul 30 anak-anak jalanan dari Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Mereka umumnya berada di jalanan karena “tuntutan” untuk membantu perekonomian keluarga. Beberapa anak jalanan, merupakan anak yang ditelantarkan oleh orang tua, anak yang kabur dari rumah untuk mencari jati diri (Punk), dan anak-anak yang mencari nafkah di jalanan (menggelandang). Selain itu, beberapa anak jalanan juga berasal dari keluarga dengan orang tua tunggal.
Hampir di setiap jalanan besar di Kota Makassar tidak luput dari anak jalanan yang mencari uang dengan berbagai cara. Ada yang meminta-minta, ada yang mengamen, dan ada juga yang berjualan tissue hingga air mineral.
Sejalan dengan 4 misi utama INLA, yaitu : (1) membangun budaya mengasihi alam, (2) peradaban yang menghormati kemuliaan semua bentuk kehidupan, (3) konsep nilai yang memandang nilai hidup setiap manusia sama mulianya, serta (4) moralitas dunia satu keluarga. Maka, INLA merasa perlu memberi perhatian dan pembinaan bagi anak-anak jalanan.
“Melalui kegiatan tersebut, diharapkan mereka bisa merasakan kehangatan persaudaraan sebagai satu keluarga Indonesia, tanpa memandang status, suku, agama, ras dan golongan. Kami berharap mereka bisa lebih menghargai hidupnya, menjadi orang yang berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,” kata Ketua INLA Sulsel. (*)