Di kolong rumah itulah kata dia, tidur bersama anaknya. “Sampai pagi kami di bawah kolong rumah dengan perasaan was was dan khawatir,” ujarnya.
Senada dengan itu, korban bencana angin kencang lainnya Tarima menceritakan, saat kejadian dia tengah tidur di atas rumahnya. “Saya terbangun saat angin kencang menerbangkan atap rumahku,” ucapnya.
Beruntung kata dia, putrinya langsung datang mengevakuasinya pindah ke rumah yang lebih aman.
Camat Duampanua Andi Ikbal B Tanri mengatakan, data awal yang diterima sekitar 20 rumah warga yang terdampak angin kencang. “Baik yang rusak parah maupun rusak ringan,” ungkapnya.
Bencana tersebut kata dia, tidak menelan korban jiwa. “Saat ini, kami masih melakukan pendataan untuk dilaporkan ke pihak kabupaten,” tukasnya.
BMKG memprediksi cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga 10 Januari mendatang.(nh)