Hal menarik lainnya, organisasi primordial ini rupanya ikut dimanfaatkan oleh para politisi daerah. Pasalnya, tidak sedikit politisi yang mendapat insentif dari mahasiswa atau alumni yang berhimpun di organ ini, terutama dalam mobilisasi pemilih saat Pemilu Pilkada.
Karenanya bila kita mendorong wacana pembubaran organisasi primordial, sebagai cara untuk mengatasi tawuran, maka mungkin kurang menguntungkan. Sehingga tahap ini, perlu kiranya menata ulang peran dan fungsi organisasi kedaerahan ini lebih baik ke depan, agar tidak dituding sebagai sumber dan pemicu tawuran mahasiswa di Sulsel, karena organisasi kedaerahan ini, mau tidak mau, harus diakui telah menjadi penguasa dan pengendali dunia kemahasiswan di kampus-kampus di Susel ini, tak terkecuali di Unhas universitas terbesar di Indonesia Timur. Tabe. (***)