PEDOMANRAKYAT, KEPULAUAN SELAYAR – Yayasan Alam Indonesia Lestari (Yayasan Lini) yang berkedudukan di Jl Tukad, Badung, Denpasar, Bali telah melakukan kerjasama dengan Pemerintah Desa Kahu-Kahu, Kecamatan Bontoharu dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk melakukan pemulihan dan pelestarian Sumber Daya Ikan (SDI) Laut jenis Gurita dengan menutup sementara wilayah Pantai Je’neiya di Pulau Gusung selama empat (4) bulan di area seluas 6 Ha pada kegiatan penangkapan ikan yang dimulai sejak 16 Nopember 2022 lalu.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 17 Maret 2023 yang secara simbolis pembukaan kawasan penutupan sementara oleh Kepala Bidang Tangkap, Muh Amran. Hadir pula Camat Bontoharu, Penyuluh Perikanan, Babinkantibmas, Babinsa, Pemerintah Desa, Kepala Dusun, tokoh masyarakat serta Kelompok Usaha Bersama (KUB).
Dalam kurun waktu tiga tahun, terhitung mulai tahun 2020 dengan melakukan pendataan dan pendampingan terhadap 3 KUB nelayan gurita yang dibentuk dengan tujuan untuk mengelola hasil perikanan yang berkelanjutan. Ketiga KUB masing-masing, Dopa Lestari, Assamaturu’ dan Samudra Maju.
Untuk mendorong pengelolaan hasil perikanan yang berkelanjutan, kata Andri Mustain, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah penutupan sementara kawasan dari penangkapan ikan dengan harapan ekosistem dan biota pada kawasan yang memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi nelayan khususnya nelayan gurita di Pulau Gusung.
Selama dalam kegiatan ini, lanjutnya, juga dilakukan penurunan terumbu buatan yang terbuat dari beton dan besi yang bertujuan memperbaiki ekosistem terumbu karang serta menciptakan rumah bagi ikan jenis gurita. “Juga dilaksanakan monitoring kondisi terumbu karang dan pengawasan selama penutupan sementara,” papar Andri Mustain kepada media ini saat melakukan silaturrahim, Rabu 22 Maret 2023 siang.
Kegiatan monitoring terumbu karang juga dilaksanakan dengan bekerjasama guide diveoperator lokal sekaligus melakukan pendataan tutupan karang, jenis ikan karang dan megabenthos. Hasil monitoring terumbu karang telah menghasilkan tutupan karang memiliki index kesehatan terumbu karang dengan kategori sedang hingga sangat baik. Ada sekitar 37 jenis ikan karang yang umumnya dari kategori jenis ikan pemakan lumut. Jenis ikan target ekonomis misalnya ikan Kerapu dan Kakap.
Juga ditemukan sejumlah jenis megabenthos seperti bintang laut, bulu babi, drupella, kima, lola, teripang, lobster, anemone, achancaster. Sedangkan kegiatan pengawasan dilaksanakan bekerjasama dengan 3 KUB nelayan gurita di Desa Kahu-Kahu guna membantu menginformasikan jika melihat ada aktivitas penangkapan ikan dalam kawasan penutupan sementara.
Saat periode penutupan sementara kawasan pantai Barat Je’neiya mengalami dampak musim angin barat, terjadi angin kencang dan gelombang besar yang mengakibatkan nelayan tidak bisa melaut. Cuaca ekstrem ini dapat membantu terjaganya kawasan penutupan sementara dari aktifitas penangkapan ikan.
Berdasarkan hasil monitoring dari pengepul gurita dan hasil wawancara dari nelayan yang dilakukan oleh Community Organizer UNI pasca musim barat dan pembukaan kawasan penutupan sementara Pantai Je’neiya, hasil tangkapan nelayan dinilai sangat meningkat jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Dan bahkan pendapatan nelayan mencapai angka Rp 1 juta dalam satu kali melaut yang umumnya para nelayan menangkap gurita di sekitar perairan Pantai Je’neiya bagian Barat.