Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Setiap orang tahu bahwa Abraham Lincoln adalah salah seorang pengacara yang andal. Tetapi baginya, dalam menangani suatu kasus dia hanya menerima suatu perkara yang dapat diselesaikan secara adil.
Suatu hari Lincoln sedang serius mendengar penuturan salah seorang kliennya. Setelah menyimak semua yang disampaikan oleh sang klien, Lincoln menatap langit- langit sambil menyimpulkan kasus sang klien. Lincoln mengayun-ayunkan kursi yang didudukinya lalu berpaling kepada sang klien dan bertanya, “Baiklah. Anda memiliki kasus yang sangat baik secara teknis hukum, tetapi sangat buruk dalam keseimbangan dan keadilan. Anda harus mencari orang lain untuk memenangkan kasus yang sedang anda hadapi. Aku tidak mampu melakukannya. Jika saya membela anda, maka selama berbicara dengan juri aku berpikir, Lincoln, anda seorang pembohong,! dan saat itu aku meyakini kalau saja aku telah melupakan diri sendiri.
Kisah lain, ketika Andrew Jackson berusia 14 tahun, ibunya meninggalkannya ke daerah Charleston untuk bekerja sebagai salah seorang perawat. Sang anak khawatir jangan sampai dirinya tewas di daerah tersebut, sebelum berangkat sang ibu membuat catatan untuk anak lelakinya tersebut, “Andrew, bila aku tidak bisa lagi melihatmu, aku harap kau mengingat dan menghargai beberapa hal; di dunia ini kau harus menemukan jalanmu sendiri, untuk melakukannya kau harus memiliki sahabat. Kau bisa menjalin persahabatan dengan menjadi orang yang jujur, dan menjaga persahabatan dengan sahabat- sahabatmu melalui kesetiaan.”