Pelatih Indra Sjafri menyebut Fajar adalah eksperimennya di SEA Games 2023 yang tak disangka-sangka bisa membuahkan hasil positif sejauh ini.
“Saya bereksperimen menempatkan dia dari fullback kanan, saya pindahkan menjadi winger (pemain sayap) dan hasilnya cukup mengejutkan untuk saya dan tentu terima kasih untuk Fajar,” ujarnya.
“(Tapi) saya minta jangan berpuas diri dan pergunakan kesempatan ini untuk bisa lebih berkontribusi di semifinal dan final,” kata dia menambahkan seperti diberitakan Tempo.co.
Muhammad Fajar Fathur Rahman merupakan pemain kelahiran Manokwari, Papua Barat, 29 Mei 2002. Ia mempunyai posisi asli sebagai “fullback” kanan, namun seiring berjalannya waktu pemain berusia 20 tahun itu mampu bermain sebagai “winger”.
Karier profesional Fajar dimulai dengan memperkuat tim Liga 3, PS Bina Taruna. Kemudian, dia juga pernah bergabung dengan akademi Persib Youth dan Kalteng Putra Youth. Pada 2019, Fajar mendapat kesempatan untuk mengikuti program Garuda Select. Dari situ namanya mulai mencuat hingga akhirnya dipanggil timnas U-19 asuhan.
Orang tua Muhammad Ramadhan Sananta lain pula komentarnya. Dia mengakui, setelah anaknya bergabung dengan timnas, setiap akan tampil selalu mengiringinya dengan doa. Ketika akan berangkat ke Kamboja, ayahnya bertanya mau mencetak berapa gol. Dia mengatakan 5 gol. Yang ternyata itu terwujud.
“Anta (maksudnya Sananta) jangan sampai cedera. Jangan selalu jemawa,” ujar ayahnya dalam wawancara dengan TVOne.
Anta menurut ayahnya, awalnya bermain pada posisi ‘stopper’, kemudian beralih menjadi ‘striker’ (penyerang).
Anta di kalangan keluarga termasuk anak yang kocak dan humor. Senang bercanda, sehingga di dalam rumah itu tidak terlalu tegang. Bahkan, adiknya sangat manja pada Anta.
“Dia terinspirasi dengan Cristiano Ronaldo yang memang menjadi idolanya,” ujar sang ayah. (MDA)