Ketika dihubungi media ini Minggu (24/09/2023), Dewan Penasehat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Selatan (Sulsel) itu mengaku telah turun langsung ke dua lokasi termaksud dan mendapati baliho miliknya sudah tidak berada di tempatnya. Ada baliho miliknya yang sudah tergeletak di atas tanah dengan kondisi sangat memprihatinkan dan mengundang rasa emosional.
“Kemarin malam saya masih melihat balihonya masih ada kok. Tapi pada keesokan harinya, baliho milik saya sudah lenyap tak berbekas dari tempatnya terpasang. Baliho di Jl Perintis Kemerdekaan dekat lampu merah BTP, saya temukan dibuang di sudut lokasi dan kayu baloknya tidak ada lagi. Sedangkan yang di samping pagar toko Rumahku, balihonya tak ditemukan lagi di lokasi ini,” ungkap pemimpin dua media online terkemuka di Makassar itu.
Menurut James, peristiwa ini sempat membuat timsesnya terpancing rasa emosionalnya, namun dirinya mampu menenangkan anggotanya untuk tidak bertindak membalas perlakuan tak terpuji itu dan memilih menyerahkan masalah ini ke pihak Bawaslu dan aparat penegak hukum untuk ditangani dan ditindak tegas sesuai aturan serta hukum yang berlaku demi terciptanya suasana kamtibmas yang kondusif menjelang Pemilu 2024 mendatang.
“Disinilah masyarakat bisa menilai bagaimana buruknya mental dari timses maupun sosok figur calon yang didukungnya, karena baru tahapan pencalonan saja sudah tidak mampu bertarung secara sportif dan melakukan tindakan-tindakan tak beretika serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Bagaimana jika kelak figur calon tersebut telah terpilih menjadi wakil rakyat ? Silahkan anda menilai dan menyimpulkan sendiri,” tukasnya.
Kabid Media DPD PSI Kota Makassar itu menambahkan, peristiwa yang dialaminya ini, juga menimpa beberapa Caleg PSI lainnya dimana baliho, banner maupun spanduk milik mereka yang terpasang di sejumlah lokasi di Kota Makassar, ada yang lenyap tak berbekas, ada yang dirusak oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. Bahkan ada pula baliho mereka yang langsung ditutupi baliho kepunyaan caleg partai lainnya, sehingga kerap terjadi saling balas membalas. (*)