Oleh : M. Dahlan Abubakar
Sulis tidak memiliki hubungan keluarga dengan Haddad Alwi yang berasal dari Yaman. Nama lengkapnya Habib Haddad Alwi Assegaf. Haddad Alwi dikenal sebagai pelantun lagu-lagu rohani muslim dan berhasil mencatatkan sebagai album rohani terlaris sepanjang sejarah musik Indonesia. Pria kelahiran Solo 13 Maret 1966 ini pernah berkolaborasi dengan Gita Gutawa dan Tasya dalam album “Jalan Cinta 2”.
Sebelum bertemu Sulis di Solo, Haddad Alwi sudah merilis dua album. Sekali waktu, pria berdarah Yaman ini ingin membuat album salawat versi anak-anak. Dia pun terbang ke mana-mana mencari anak-anak berbakat. Belum ditemukan anak-anak yang pas membawakan salawat versi anak-anak itu. Dalam pencariannya, Haddad Alwi tiba di Solo.
Haddad Alwi pun menemukan Sulis di masjid Yayasan Al Ihya yang dibangunnya bersama Haydar Yahya. Ratusan anak dites satu demi satu. Hasil tes awal ini melahirkan 25 nominator. Mereka itu diagendakan sebagai ‘backing vocal”, bukan sebagai penyanyi. Dari 25 orang itu diseleksi lagi hingga mengerucut pada tiga anak. Sulis salah seorang di antara ketiga anak tersebut.
“Nanti akan dites lagi. Yang suaranya bagus akan diajak menyanyi. Diajak duet menyanyi dengan orang dari Jakarta,” kata Haddad Alwi seperti ditirukan Sulis dalam perbincangan dengan penulis.
Setelah terpilih tiga besar, bersamaan dengan kemunculan Haddad Alwi di Solo. “Yang mana yang mau dipilih,” kata Sulis menirukan orang yang menyeleksinya waktu itu.
“Yang ini,” kata Haddad Alwi mengarahkan telunjuknya ke Sulis yang kemudian meresponnya dengan menundukkan wajahnya karena masih malu-malu dan minder.
“Siapa namamu ?,” Haddad Alwi bertanya. “Sulis,” sahut perempuan dua anak yang pernah belajar di Universitas Paramadina yang kala itu dipimpin Anis Baswedan selaku rektor.
Sulis mengakui, mengetahui namanya yang dipilih, awalnya dia takut, minder, dan malu-malu. Tidak cukup percaya diri. Waktu terpilih itu, Sulis duduk di kelas 3 SD Sangkrah. Dia mengakui, Haddad Alwi memilih dirinya setelah mendengar lantunan suara Sulis saat tes berlangsung.
Setelah terpilih muncul masalah baru. Haddad Alwi menawarkan pilihan. Mau tetap berkarier di Solo atau hijrah ke Jakarta. Sulis pun berembuk dengan kedua orang tuanya. Juga dengan kedua kakaknya. Diputuskan, Sulis harus meninggalkan Solo. Pada tahun pertama, Sulis dan Ibunya yang menuju ibu kota. Setahun kemudian, Sumadi, ayahnya, bersama Rina dan Dewi, kakaknya, menyusul.
Menurut pengakuannya, Sulis tidak pernah bercinta menjadi penyanyi. Yang ada di benaknya hanya ingin menjadi guru. Dengan menjadi guru dia bisa mengajar dan bertemu anak-anak kelak. Sulis memang suka kumpul dengan anak-anak. Ya, kumpul bocah !