PEDOMAN RAKYAT- MAKASSAR. Hari raya idul Fitri menjadi hari yang penting bagi umat muslim, sebab dijanjikan setelah sebulan penuh melaksanakan puasa akan kembali ” Fitri ” atau kembali menjadi bersih, putih tanpa dosa seperti bayi yang baru dilahirkan.
Namun sayangnya, hal ini menjadi ” berbanding terbalik. Di mana, setelah pelaksanaan sholat Ied ( khususnya yang dilaksanakan di lapangan ). Umumnya para jamaah akan meninggalkan sampah berupa surat kabar / koran yang sudah dijadikan alas sholat.
Pemandangan seperti ini akan selalu bisa disaksikan setiap usai pelaksanaan sholat Ied. Dan, kejadian ini sudah berlangsung lama dan terus berulang, sejak koran menjadi alternatif pengganti sajadah. Dan, koran yang sudah dijadikan alas sholat akan ditinggalkan berserakan begitu saja oleh pemiliknya.
Mantan Walikota Makassar dua periode, Ilham Arif Sirajuddin setiap jelang pelaksanaan sholat Ied selalu menghimbau, agar koran-koran yang dijadikan alas sholat jika tidak bisa dibawa pulang sebaiknya dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tempat sampah yang tersedia. Namun sayangnya, himbauan itu tak bermakna.
Lapangan Karebosi tak sekedar ikonik Makassar, lapangan ini adalah salah satu ruang terbuka, tempat beragam aktivitas warga. Lapangan Karebosi banyak menyimpan ” kisah ” yang tak bisa lepas dari sejarah panjang Makassar. Karebosi dengan luas 11,29 hektar menjadi ikon sekaligus titik nol Makassar. Apakah harus selalu dikotori oleh orang-orang yang sudah ” Fitri ” , sudah bersih, bahkan ” katanya ” sebersih anak bayi yang baru lahir.