Oleh: Jasruddin Daud M.(Ketua Majelis Profesor UNM/Ketua Dewan Pakar DPP-KKLR)
Sebagai Ketua Dewan Pakar Dewan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Luwu Raya (DPP-KKLR), saya bersyukur karena mendapatkan kesempatan menghadiri Perhelatan Pertemuan Saudara Bugis Makassar (PSDM) yang ke-24 di Hotel Four Point Makassar.
Kehadiran para pengurus inti DPP-KKLR pada PSDM 2024 merupakan bukti komitmen DPP-KKLR dalam menjalin sinergi dan kolaborasi antar Komunitas Bugis di berbagai daerah.
Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sebagai forum strategis untuk saling bertukar informasi dan pengalaman dalam membangun dan merencanakan usaha atau bisnis antar Saudagar Bugis di seluruh Indonesia bahkan dari berbagai negaraa.
Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan KKSS telah lama berkifrah dan memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan daerah. Salah satu kontribusi besarnya adalah melalui perhelatan PSBM yang selanjutnya melahirkan semangat Pengusaha Bugis untuk berkolaborasi dalam mengembangkan usaha. Kolaborasi adalah trend era revolusi industry 4.0 dan semangat revolusi sosial 5.0.
Ini berarti bahwa inisiator PSBM telah melakukan antisipasi (sejak 1993) jauh sebelum trend era baru ini benar benar terjadi. Namun demikian dalam konteks evaluasi, sangat perlu adanya perenungan mendalam mengenai capaian target perhelatan PSBM yang telah dilaksanakan sebanyak 24 kali.
Aspek penting yang perlu dievaluasi adalah sejauh mana hasil diskusi pada setiap acara PSBM diinternalisasi oleh masing-masing delegasi dan diwujudkan dalam program kerja yang konkret di wilayah masing-masing.
Evaluasi ini sangat penting agar KKSS memiliki data valid yang memastikan bahwa hasil diskusi pada PSBM yang lahir dalam bentuk rekomendasai atau apapun bentuknya telah menjadi acuan dalam aksi nyata yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas khususnya warga Sulawesi Selatan baik yang di Perantauan maupun yang tetap tinggal di daerah.
Pertanyaan sedikit kritis diantaranya adalah (1) Bagaimana PSBM membesarkan Pengusaha Bugis Makassar yang telah menjadi pengusaha tetapi masih membutuhkan pengembangan.
Dan (2) Bagaimana PSBM mempersiapkan generasi muda Sulawesi Selatan untuk menjadi pengusaha sukses di era global yang dikendalikan oleh Teknologi tinggi.
Pertanyaan pertama, saya percaya bahwa sudah dilaksanakan dengan sangat baik berkat adanya perhelatan PSBM, namun demikian diperlukan dokumentasi yang dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukannya.