Kamaluddin mengungkapkan juga sebelum mengikuti pendidikan calon guru penggerak, peserta duduk wajib mengikuti peraturan yang dia buat kini berubah.
Tata dalam kelas menurut yang harus ditaati murid dibuat atas kesepakatan kelas bersama murid, sehingga murid lebih bertanggung jawab menjalankan ketentuan yang dibuat.
Tentang interaksi dengan koleganya sesama guru, Kamaluddin mengajak teman-teman sesama guru untuk berkolaborasi berbagi praktik baik tentang pengetahuan yang diperoleh sebagai calon guru penggerak.
“Kami bertukar gagasan, mengembangkan strategi pembelajaran,” kata Kamaluddin.
“Kami juga berbagi sumber daya untuk menciptakan pembelajaran interakti dan berpihak pada pada murid,” lanjut Kamaluddin.
Hal senada dikemukakan Kepala SD Tanabatu Andi Anita yang bertutur bahwa mengikuti pembelajaran sebagai calon guru penggerak, mindsetnya dalam menghadapi peserta didik berubah.
Menurut Anita sejak mengikuti program calon guru penggerak, dia gunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Memahami kebutuhan dan minatnya. Tidak lagi sepeti sebelumnya.
“Sebagai contoh, setiap pertemuan kami selalu membuat kesepakatan kelas agar proses pembelajaran berjalan sesuai harapan,” kata perempuan yang sebelumnya mengajar di SDI Benteng No 58 Selayar.
Dia melanjutkan, “Dalam kegiatan ekstra kurikuler, saya selalu menanamkan disiplin waktu. Baik jam datang maupun jam pulang.”
Menurut Andi Anita, dengan diawali kebiasaan disiplin waktu maka menjadi awal yang baik di setiap pertemuan. ***