“Untuk itu, Saudara sekalian harus memperhatikan betul sebagai seorang Jaksa, saudara harus memiliki wibawa dan menjaga kehormatan Jaksa selama pelaksanaan tugas dan kewenangannya,” imbaunya.
“Tidak pernah jenuh saya juga selalu mengingatkan untuk menerapkan pola hidup sederhana di lingkungan masyarakat baik secara langsung maupun dengan sarana digital, serta cermat dan bijak dalam setiap pelaksanaan tugas, fungsi dan tanggung jawab sebagai seorang jaksa,” tegasnya.
PERSAJA bukanlah suatu organisasi profesi belaka, namun harus menjadi organisasi terdepan yang memiliki fungsi strategis dalam penegakan hukum. Organisasi yang mampu mengambil bagian penting sebagai garda pendukung kepentingan anggota dan Institusi Kejaksaan.
PERSAJA harus mampu mengisi ruang-ruang kosong yang tidak dapat dijangkau oleh institusi Kejaksaan secara kedinasan dalam memperjuangkan profesi Jaksa dengan segala lingkup.
“Maka dari itu, PERSAJA harus mampu berperan aktif sebagai motor penggerak dalam memajukan profesi Jaksa yang pada akhirnya akan ikut mendukung kemajuan institusi Kejaksaan yang kita cintai,”tutupnya.
Kejari menambahkan kegiatan tersebut, juga diisi dengan pemotongan nasi tumpeng dan hidangan snac, disajikan sebagai ungkapan rasa syukur atas berbagai pencapaian dan perjuangan yang telah dilalui.
“Namun, tidak lupa juga untuk memberikan perhatian kepada keluarga kejaksaan dan warga Enrekang yang terdampak bencana banjir dan longsor, seperti yang terjadi baru-baru ini dalam dua pekan,” ungkapnya kepada Pedoman Rakyat senin (06/05/2024) di ruang kerjanya.
Bersama seluruh jajaran, juga melakukan kunjungan ke rumah keluarga Kejaksaan yang terdampak bencana alam, sekaligus menyerahkan bantuan.
“Jadi nanti kita juga akan melakukan penyerahan sembako secara simbolis di posko induk untuk korban bencana alam sebagai tanda Kejaksaan Enrekang peduli. Bantuan yang diserahkan berupa 800 bungkus mie instan dan 275 kilogram beras, dana tersebut berasal dari seluruh pegawai Kejaksaan dan Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) daerah Enrekang,” tambahnya. (syafar)