SPALD-T Losari Makassar juga sudah sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Apalagi lPAL Losari juga menggunakan teknologi terbarukan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dan dapat mereduksi Biological Oxygen Demand hingga 95%, denitrifikasi, serta dapat mengurangi nitrogen.
IPAL Losari ini dibangun selama tiga tahun sejak 2019-2023 dan telah menelan biaya Rp1,2 triliun dengan kapasitas 16.000 meter kubik per hari.
Sedangkan untuk panjang perpipaan air limbah yakni 96 kilometer dan bisa melayani sebanyak 41.000 kepala keluarga.
“Kita sudah mengawali sebuah sistem kota dunia yaitu pengolahan air limbah kota,” tuturnya. Begitu pun juga dengan masalah persampahan, Pemkot Makassar membuat kebijakan dalam hal pengelolaan sampah.
Salah satunya adalah Bank Sampah, yang memfasilitasi masyarakat memilah sampah sebelum dibuang ke TPA. Selain Bank Sampah, Pembangkit Sampah Energi Listrik (PSEL) yang menjadi Program Strategis Nasional (PSN) dalam waktu dekat ini juga akan dibangun di Makassar.
“Alhamdulillah TPA kita sekarang sudah bagus, terbukti kita bisa kembali mendapat penghargaan Adipura,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Umum Akkopsi Ibnu Sina mengatakan bahwa ada lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang digaungkan. Pertama, setop buang air besar (BAB) sembarang tempat. Kedua cuci tangan menggunakan sabun. Ketiga, pengelolaan air minum dan makan rumah tangga.
Keempat, pengamanan pengelolaan sampah rumah tangga. Dan kelima adalah pengelolaan limbah cair rumah tangga. ***