Asmawi merupakan satu-satunya aktivis dari luar Jawa yang masuk ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada masa itu. Sekitar 22 orang yang kemudian berkarier di beragam lembaga adalah para aktivis mahasiswa dari berbagai kampus di Jawa. Mereka itu rata-rata sampai pada posisi direktur. Setelah ditelusuri, mereka itu rata-rata mencapai posisi direktur. Asmawi satu-satunya yang berhasil menduduki kursi Direktur Utama BRI.
Kerap muncul dalam diskusi di antara mereka, ternyata kemampuan ini hanya dimiliki oleh mereka yang tergolong memiliki idealisme. Dan itu diwariskan kepada para aktivis. Mereka itu tidak mencari hidup dan pekerjaan di Jakarta, melainkan membawa idealisme yang sarat dengan integritas yang selalu bertumbuh dengan perubahan.
“Jadi merasakan dinginnya sel Kodam dan Kodim itu, saya tidak sesali. Sebab dari perjalanan hidup itu kemudian melahirkan apresiasi hingga menjadi sesuatu,” kata Asmawi.
Rizal Ramli (alm.) yang pernah menjabat Wakil Ketua Dewan Mahasiswa ITB ( di Unhas Kak Taslim Arifin menjabat Ketua Dewan Mahasiswa Unhas dan Asmawi menjabat Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unhas pada periode yang sama), termasuk seorang aktivis yang kariernya melambung karena sempat menjadi menteri. Rizal Ramli yang lahir 10 Desember 1954 di Padang dan meninggal di Jakarta 2 Januari 2024, termasuk teman diskusi Asmawi. Meskipun almarhum ini sering berseberangan dengan Pak Jusuf Kalla (JK) yang menjadi ‘mentor’ Asmawi, namun persahabatan mereka tetap terjaga.
“Kalau saja saya bukan aktivis, mungkin begitu-begitu saja. Susah menjabat jabatan. Jadi direktur saja mungkin susah. Ini karena mereka mengapresiasi apa yang dilakukan pada saat itu,” urai Asmawi. (M.Dahlan Abubakar, Bersambung).