PERNAH ada suatu masa, Asmawi harus menjatuhkan satu dari dua pilihan. Menjadi Direktur Utama BNI yang masa jabatannya bisa lebih sampai dua periode atau tetap menjadi Direktur Utama BRI yang tinggal dua tahun lagi diembannya. Tawaran ini disampaikan Pak JK, seperti juga diungkapkan Prof.Idrus A.Paturusi pada acara temu kangen ini.
Namun keputusan akhir, Asmawi memilih tetap menjadi Dirut BRI dengan sisa masa tugas 2 tahun. Dia berpikir, tidak elok meninggalkan bank yang menjadi ‘almamater’-nya yang sudah memberinya kesempatan berkarier sejak dari staf hingga ke posisi puncak. Dia menjadi satu-satunya kalangan internal BRI yang mampu mencapai jabatan puncak, direktur utama. Inilah semangat yang membuat Asmawi tetap bertahan di BRI.
Kedua, Asmawi telah merencanakan BRI memiliki satelit sendiri. Ada satu hal yang sempat membuatnya marah, ketika ada pihak asing mengatakan, tahu berapa harga sebuah satelit. Dia sudah tahu harganya Rp 2,5 triliun. Sementara pada waktu yang bersamaan, BRI memiliki laba Rp 25 triliun.
“Kalau laba saya Rp 25 triliun, bisa nggak punya satelit seharga Rp 2,5 triliun?,” Asmawi membatin dan sempat juga stres saat menjelang saat akhirnya satelit sukses meluncur ke angkasa. Pasalnya, peluncurann tiga kali tertunda. Apalagi saat itu bertepatan dengan bulan Ramadan. Peluncurannya bertepatan dengan buka puasa di Prancis 18 Juni 2016 dan bersetuju dengan orang makan sahur 13 Ramadan 19 Juni 2016 di Indonesia. Pak JK terpaksa menunggu hingga makan sahur, kemudian melakukan wawancara TV bersama Asmawi dari Kourou, Guyana, Prancis.