” Tak ada pesta yang abadi “, ” Tak ada pesta yang tak berakhir ” begitulah cuplikan kalimat yang ada dalam buku ” Kisah Tragis Oei Hui Lan yang ditulis Agnes Davonar ( 2011 ).
Kalimat tersebut menggambarkan bahwa : tidak ada sesuatu hal yang selamanya akan menjadi milik kita, baik harta maupun kekuasaan. Semuanya akan bisa hilang dan berakhir.
Setelah membaca beberapa media online yang memuat ulasan tentang Oei Hui Lan, saya sandarkan tubuh dikursi warung menggantikan istri yang lagi sholat, untuk menunggu pembeli.
Warung Embas namanya, ruangannya kecil hanya sekitar 3 x 4 meter, ada dua meja satu panjang dan satunya pendek dengan enam kursi. Disitulah saya dan istri bergelut ” mengais ” rejeki.
Andaikan saja, saya menjadi Oei Hui Lan dengan kekayaan yang amat sangat melimpah : APA YANG AKAN SAYA LAKUKAN SEKARANG ? Bisa jadi saya sombong, dan sayapun menghela napas dan mengucapkan syukur, Tuhan masih memberiku hidup dengan keluarga kecil yang membahagiakan.
” Tidak ada pesta yang abadi, dan tak ada pesta yang tak berakhir ” buku kisah tragis anak manusia yang bernama Oei Hui Lan: putri orang terkaya di Indonesia.
Buku setebal lebih dari 300 halaman, mengisahkan tentang Oei Hui Lan, putri kedua orang terkaya di tanah Jawa, kekayaan amat melimpah, sehingga dia disebut sebagai putri orang terkaya di Indonesia ( Hindia Belanda ).