Setelah program berjalan lanjut Jumurdin, hasilnya sudah terlihat. Ada pembeda antara sekolah penggerak dengan sekolah lainnya.
Salah satu contohnya, kepala sekolah yang berstatus sekolah penggerak sudah berada di sekolah pukul 07.00 pagi. Ini sehingga menjadi teladan bagi sekolah lain.
“Saya berharap sekolah penggerak ini bisa menggerakkan seluruh potensi di sekitarnya,” kata Jumurdin.
Sementara itu Tri Wijaya Darwis SPd MPd mewakili Kepala BBGP Sulsel dalam mengatakan, kegiatan ini berlangsung dalam tiga gelombang di sejumlah kabupaten dan kota.
Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program ini akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.
Di Soppeng, Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Soppeng Husni membuka refleksi akhir tahun Program Sekolah Penggerak Angkatan 3 tahun 2024 ini.
Sebanyak 32 peserta mengikuti kegiatan tersebut. Selain dari Soppeng, ada juga peserta dari kabupaten tetangga, Kabupaten Barru dan Pangkep.
Aktivitas yang dilakukan oleh peserta yang dibagi menjadi 2 kelas ini menggunakan alur Merdeka yang terdiri atas aktivitas Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Aksi Nyata.
Selain di Kabupaten Enrekang, Refleksi Akhir Tahun PSP Angkatan 3 berlangsung juga di sejumlah kabuaten dan kota di Sulsel.
Kegiatan berlangsung juga di Kabupaten Soppeng, Luwu Utara, Bone, Pangkep Bulukumba, Tana Toraja, Palopo, Luwu Timur, Bantaeng, Gowa, Sidrap, Selayar, Wajo, Sinjai, Takalar, Luwu, Pinrang, Maros, dan Makassar. ***