Angka tersebut mengalami penurunan dari periode September 2023 yang berada di angka 10,77%. Meski trennya mengalami penurunan, lanjut Nana, Pemprov Jateng terus berupaya agar angka tersebut bisa terus ditekan, agar bisa di bawah rata-rata kemiskinan nasional yang angkanya 9,03%.
Mengingat kondisi tersebut, maka ikhtiar menyejahterakan masyarakat perlu dilakukan dengan bergotong royong dari semua pihak, tidak terkecuali dari masyarakat Tionghoa.
“Pemerintah tidak bisa sendiri. Perlu bantuan dari komponen masyarakat maupun ormas, hal ini demi melayani dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Nana.
Apalagi, sebaran organisasi PSMTI sangat luas. Karena mencapai 300 kabupaten/ kota di Indonesia. (*rtid)