Selanjutnya pada 4 Agustus 2024 kembali dilaksanakan kegiatan penyuluhan dengan materi “Teknik Membuat Benih Cabai Lokal Bermutu dan Produktivitas Tinggi”, dan juga praktek menyiapkan benih dari buah cabai lokal, serta pemasangan mulsa plastik hitam perak di bedengan.
Masalah utama sebagai dasar melaksanakan kegiatan tersebut, jelas guru besar yang juga alumni SMA Negeri 1 Makassar ini, kurangnya pengetahuan petani terkait teknik pertanian modern seperti penggunaan pupuk organik, pengendalian hama dan penyakit secara efektif. Selain itu pula, karena terbatasnya akses petani terhadap teknologi dan informasi pertanian yang inovatif dan terbaru.
Untuk mencari solusi dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, terang Prof. Fachirah, tim yang dipimpinnya melakukan pelatihan dan pendampingan teknis secara intensif kepada petani tentang penggunaan teknologi pertanian modern, dalam hal ini menerapkan teknologi program lipat ganda (Proliga) yang merupakan program yang diluncurkan oleh Kementerian Pertanian RI melalui Badan Litbang Pertanian.
Dijelaskannya lagi, paket teknologi yang diintroduksi yakni, (1) Sistem persemaian sehat, (2) Penggunaan varietas unggul yang adaptif, (3) Peningkatan populasi tanaman sampai 30.000 tanaman/ha, (4) Pelaksanaan pengelolaan hara, tanah dan air, (5) Pengendalian biochar, pupuk organik, zat pengatur tumbuh dan pestisida nabati dari bahan lokal kelompok tani.
“Tujuan kegiatan pengabdian ini secara langsung berfokus untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya anggota Kelompok Tani Tunas Muda di Desa Parangmata, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar melalui pendampingan teknis,” bebernya.
Selain itu pula, tambah Prof. Fachirah, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat petani. Juga memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dengan masyarakat, menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan dalam pembangunan lokal.
“Metode yang digunalan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan pembuatan persemaian serta penanaman cabai di pekarangan. Kelompok tani diajarkan cara menyiapkan bibit sehat dengan naungan atap plastil UV. Selain itu pula, diajarkan pembuatan pupuk, zat pengatur tumbuh dan pestisida nabati, serta biochar,” tandasnya. (*)