Pada tahun 2004, sebagai jaksa wilayah San Francisco, Kamala Harris menolak untuk menyetujui permohonan hukuman mati terhadap seorang pria yang dinyatakan bersalah menembak petugas polisi Isaac Espinoza. Ia menghadapi oposisi dari sesama Demokrat; Senator Dianne Feinstein (D-CA) menyerukan hukuman mati di pemakaman petugas tersebut. Namun Kamala Harris tidak tergoyahkan, sebuah tindakan prinsip yang mengorbankan sekutu politik pentingnya, karena ia hampir tidak mendapat dukungan dari kelompok polisi selama pencalonan pertamanya sebagai jaksa agung pada tahun 2010.
Kamala Harris juga mendorong reformasi sistemik yang lebih luas. Programnya yang paling sukses sebagai jaksa wilayah, “Back on Track,” memungkinkan pelanggar narkoba pemula, termasuk pengedar narkoba, untuk mendapatkan diploma sekolah menengah dan pekerjaan daripada hanya menjalani hukuman penjara.
Adams, mantan juru bicara Harris, mencatat bahwa program ini dimulai pada tahun 2005, ketika kebanyakan jaksa menggunakan pendekatan ‘keras terhadap kejahatan’.
Kondisi saat itu jauh dari terbuka untuk kebijakan peradilan pidana progresif. Seorang kandidat presiden tahun 2004, John Kerry, menjalankan kampanye, sebagian besar, untuk merekrut lebih banyak polisi, mengadopsi pendekatan “nol toleransi” terhadap geng, dan “menindak tegas perdagangan narkoba.” Kejahatan bukanlah isu utama dalam pemilihan presiden 2004, tetapi platform Kerry adalah warisan dari tahun 1980-an dan ’90-an, ketika Partai Republik dan Demokrat, termasuk Presiden Bill Clinton, bersaing untuk menunjukkan siapa yang lebih “keras terhadap kejahatan.”
Sebuah Karya Tulis Terbaik
Smart on Crime: A Career Prosecutor’s Plan to Make Us Safer adalah karya luar biasa dari Kamala Harris, sebuah buku yang menawarkan lebih dari sekadar teori hukum. Dengan pengalaman mendalam sebagai jaksa penuntut, Kamala menyajikan pandangan cerdas dan penuh empati tentang menciptakan masyarakat yang lebih aman.