Kamala Harris menegaskan bahwa hampir semua warga yang taat hukum merasa lebih aman saat melihat polisi berpatroli, baik di daerah miskin maupun kaya. Namun, pemikirannya yang netral ras dalam Smart on Crime berseberangan dengan era pasca-Ferguson dan Black Lives Matter, di mana reformasi keadilan kriminal yang sadar rasial menjadi pilar utama Partai Demokrat. Kamala Harris mengemukakan pandangan yang kontroversial di antaranya, orang tua dengan anak yang sering bolos harus diadili, prostitusi harus tetap dikriminalisasi, dan kehadiran polisi di sekolah-sekolah tertentu. Pandangan ini bertentangan dengan keyakinan progresif bahwa kehadiran penegakan hukum yang berat dapat merugikan komunitas rentan.
Selalu Ada Hambatan Menuju Perubahan
Kamala Harris menjelaskan bagaimana dia melihat perannya sewaktu bertugas sebagai jaksa: “Tugas seorang jaksa adalah merawat mereka yang terabaikan, berbicara untuk mereka yang suaranya tidak didengar, melihat dan mengatasi penyebab kejahatan, serta menyoroti ketidaksetaraan dan ketidakadilan.”
Ini adalah pengakuan bahwa tidak semua orang harus dijatuhi vonis hukuman, bahwa yang dibutuhkan oleh banyak orang adalah bantuan. Pandangan ini mencerminkan sikap yang dianut oleh banyak kaum progresif dalam gerakan reformasi peradilan pidana: bahwa Amerika Serikat memasukkan terlalu banyak orang ke dalam penjara, terutama mereka yang berkulit berwarna, biasanya untuk waktu yang terlalu lama, dan tanpa melakukan hal yang cukup untuk memerangi “akar penyebab” kejahatan.
Meskipun ia mengadvokasi pengurangan hukuman untuk kejahatan tanpa kekerasan dan alternatif penjara, Kamala Harris menegaskan bahwa program-program ini adalah “Penegakan Hukum, bukan Pekerjaan Sosial”. Dia menolak untuk memberikan pengecualian kepada para pelanggar, bahkan untuk kejahatan ringan.