Menurutnya, sudah saatnya untuk memikirkan kembali pentingnya kebutuhan protein dan mengembalikan masalah kekurangan protein dalam agenda kesehatan, sebab banyak ditemui kasus dari hasil studi yang menunjukkan anak-anak menderita kekurangan protein bahkan mengalami stunting atau tengkes.
Beawiharta, Visual Storyteller yang pernah bergelut selama 20 tahun menjadi pewarta foto turut memberikan pandangannya terkait pentingnya pemenuhan gizi masyarakat dan protein hewani.
“Melalui kekuatan visual, media juga dapat berperan dalam mempromosikan pentingnya protein hewani dalam asupan makan sehari-hari. Visual yang baik tentunya mampu menangkap masalah dan menuangkannya lewat karya foto. Oleh karenanya, saya turut mengajak rekan-rekan jurnalis menggaungkan urgensi pemenuhan gizi masyarakat tersebut,” bebernya.
Berdasarkan tema AKJJ tahun ini, jurnalis dapat memilih 3 topik turunan, yang terdiri dari: (i) Inovasi produk bernilai tambah untuk penuhi kebutuhan gizi harian masyarakat; (ii) Salah kaprah produk beku dan olahan pangan berbasis protein hewani; serta (iii) JAPFA dukung peningkatan gizi masyarakat dengan produk protein hewani yang aman dan terjangkau.
Diharapkan pesan tersebut tidak hanya dituangkan dalam bentuk tulisan, melainkan juga visual untuk memudahkan masyarakat menangkap pesan terkait pentingnya asupan protein hewani.
Apresiasi Karya Jurnalistik JAPFA Tahun 2024 diperuntukkan bagi semua jurnalis dari seluruh Indonesia. Pengumpulan karya telah dibuka sejak awal Agustus lalu, dimana terdapat tiga kategori perlombaan yang dapat diikuti, yakni Karya Jurnalistik Cetak, Karya Jurnalistik Online dan Karya Jurnalistik Foto, dengan total hadiah lebih dari 100 juta rupiah. Peserta dapat mengirimkan karya sesuai kategori pilihannya hingga 20 September 2024 mendatang. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh di website resmi www.japfacomfeed.co.id dan akun media sosial JAPFA (@japfa.id).(Hdr)